Metodologi penelitian adalah
sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu
disiplin ilmu Metodologi
juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan
suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan,
juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki
masalah tertentu yang memerlukan jawaban.
Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang
mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai
motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi
masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah
sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang
selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan
untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar
manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.
JENIS-JENIS METODELOGI PENELITIAN
Secara umum metodelogi penelitian dapat kita bagi dalam 7 jenis
metodelogi, diantaranya;
1. Penelitian historis; penelitian yang
bertujuan membuat rekunstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif
dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverfikasi, serta mensintesiskan
bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat dan
akurat.
2. Penelitian diskriptif; penelitian yang
bertujuan membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu objek penelitian tertentu.
3. Penelitian pengembangan; penelitian yang bertujuan
untuk menyelidiki suatu pola dan perurutan pertumbuhan atau perubahan suatu
objek atau gejala. Dimana peneliti ingin melihat hasil yang lebih efektif dan
efisien dari hasil yang akan dicapainya.
4. Penelitian
kasus (lapangan); penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif
tentang latar belakang keadaan sekarang dan intraksi lingkungan suatu unit
sosial, baik individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.
5. Penelitian korelasional; penelitian yang bertujuan
untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel atau gejala tertentu
terhadap variabel atau gejala lainnya.
6. Penelitian tindakan; penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan baru, cara pendekatan baru atau suatu
produk pengetahuan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan
langsung di lapangan secara nyata.
7. Penelitian eksperimental; penelitian yang
bertujuan untuk menyelidiki sebab akibat tertentu dengan memberikan
perlakuan tertentu atau kondisi yang berbeda.
Untuk lebih jelasnya akan kita uraikan pada pembahasan yang akan datang;
Dari jenis-jenis penelitian diatas lebih bersifat umum atau pertinjauan
dari jenis penelitian secara mendalam dan skarang kita siap membagi beberapa
penelitian berdasarkan beberapa pertimbangan atau kualifikasi tertentu.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian,
teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian.
Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan
apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data
adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber
langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data
sekunder).
Metode Pengumpulan
Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk
suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket,
wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen
Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner
(angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.
Adapun tiga teknik
pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara.
1. Angket
Angket / kuesioner
adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan
responden untuk dijawabnya.
Meskipun terlihat
mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika
respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono,
2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan
penampilan fisik.
Prinsip Penulisan
angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
·
Isi dan tujuan
pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada
skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
·
Bahasa yang digunakan
harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa
yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti
bahasa Inggris, dsb.
·
Tipe dan bentuk
pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang
diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya
diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
2. Observasi
Obrservasi merupakan
salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari
responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam
berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila
penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Participant Observation
Dalam observasi ini,
peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi
yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru
dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa,
kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
Non participant Observation
Berlawanan dengan
participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya
tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian
tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya
sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai
data penelitian.
Kelemahan dari metode
ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya
bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di
dalam peristiwa.
Alat yang digunakan
dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera
photo, dll.
3. Wawancara
Wawancara merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab
langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber
data.
Wawancara pada
penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan
karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada
sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data
(umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara terbagi
atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
1.
Wawancara terstruktur
artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali
dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis.
Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan
material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
2.
Wawancara tidak
terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya
memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.
Kelebihan dan Kekurangan dalam
Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Observasi
Pengumpulan data
dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara
pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar
lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik
mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:
·
Pengamatan digunakan
untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
·
Pengamatan harus
berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
·
Pengamatan tersebut
dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan
dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.
Pengamatan dapat
dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan pengamatan
langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan antara
lain :
Pertama. Dengan cara
pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku,
pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu
perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai
perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan
data dari ingatan seseorang;
Kedua. Pengamatan
langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat berkomunikasi
secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Adakalanya subjek
tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik
karena takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan pengamatan
langsung, hal di atas dapat ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah
diberikan di atas, pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam
mengumpulkan data, mempunyai kelemahan-kelemahan.
2. Metode Wawancara
Yang dimaksud dengan
wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara
dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan
interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap
muka maupun melalui telpon.
Wawancara Tatap Muka
Beberapa kelebihan
wawancara tatap muka antara lain :
·
Bisa membangun
hubungan dan memotivasi responden
·
Bisa mengklarifikasi
pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru
·
Bisa membaca isyarat
non verbal
·
Bisa memperoleh data
yang banyak
Sementara
kekurangannya adalah :
·
Membutuhkan waktu
yang lama
·
Biaya besar jika
responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah
·
Responden mungkin
meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan
·
Pewawancara perlu
dilatih
·
Bisa menimbulkan bias
pewawancara
·
Responden bias
menghentikan wawancara kapanpun
Wawancara via phone
Kelebihan
·
Biaya lebih sedikit
dan lebih cepat dari warancara tatap muka
·
Bisa menjangkau
daerah geografis yang luas
·
Anomalitas lebih
besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka)
Kelemahan
·
Isyarat non verbal
tidak bisa dibaca
·
Wawancara harus
diusahakan singkat
·
Nomor telpon yang
tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun dihilangkan
dari sampel
3.Metode Kuesioner
Kuesioner adalah
daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan
yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci
dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup)
atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).
Penyebaran kuesioner
dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan kuesioner secara
pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-masing cara ini memiliki kelebihan
dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat membangun
hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya dilakukan
langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah
organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey dengan
kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.
TEHNIK PENGAMBILAN SAMPLING
1) Teknik sampling secara
probabilitas
Teknik sampling probabilitas atau random sampling
merupakan teknik sampling yang dilakukan denganmemberikan peluang
atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk menjadi sampel.
Dengan demikian sampel yang diperoleh diharapkan merupakan sampel yang
representatif.
Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
a) Teknik sampling secara
rambang sederhana ataurandom sampling. Cara paling populer yang
dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana adalah dengan
undian.
b) Teknik sampling secara
sistematis (systematic sampling). Prosedur ini berupa penarikansample dengan
cara mengambil setiap kasus (nomor urut) yang kesekian dari daftar
populasi.
c) Teknik sampling secara
rambang proporsional (proporsional random sampling). Jika populasi terdiri
dari subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian diambil dari
setiap subpopulasi. Adapun cara peng-ambilannya dapat dilakukan secara
undian maupun sistematis.
d) Teknik sampling secara
rambang bertingkat. Bila subpoplulasi-subpopulasi sifatnya
bertingkat, cara pengambilan sampel sama seperti pada teknik sampling secara
proportional.
e) Teknik sampling secara
kluster (cluster sampling) Ada kalanya peneliti tidak tahu persis
karakteristik populasi yang ingin dijadikan subjek penelitian karena
populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu peneliti hanya dapat
menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang ditentukan secara
bertahap. Teknik pengambilan sample semacam ini disebut cluster sampling atau
multi-stage sampling.
TEKNIK
PEMBUATAN KUESIONER
Tujuan pokok pembuatan kuesioner
adalah untuk :
a) Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survey
b) Memperoleh informasi yang reliabilitas dan validitas tinggi.
a) Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survey
b) Memperoleh informasi yang reliabilitas dan validitas tinggi.
Pertanyaan-pertanyaan dalam
kuesioner harus berkaitan dengan hipotesis dan tujuan penelitian.
Kuesioner merupakan instrumen didalam teknik komunikasi tidak
langsung. Kuesioner sebagai alat pengumpul data adalah sejumlah pertanyaan
tertulis, yang harus dijawab oleh responden. Hasil kuesioner tersebut akan
terjelma dalam angka-angka, tabel-tabel, analisa statistik dan uraian serta
kesimpulan hasil penelitian.
Titik tolah teknis pembuatan kuesioner adalah variabel dalam survey. Variabel harus jelas dan relevan. Tiap pertanyaan dimaksudkan untuk dipakai dalam analisis. Perlu ditanyakan dalam hati :
Apakah pertanyaan tersebut diperlukan ?
Apakah pertanyaan tersebut relevan ?
Bagaimana jawaban atas pertanyaan tsb dalam tabulasi ?
Bila sudah ada kuesioner yang terdahulu dan relevan, bisa digunakan lagi tetapi dengan syarat harus didiskusikan dulu dengan peneliti sebelumnya apa kekurangannya, dan menyarankan untuk menambah atau bahkan menghilangkan pertanyaan.
Isi Pertanyaan
1.Pertanyaan tentang fakta
Contoh : umur, pendidikan, agama, status perkawinan.
2. Pertanyaan tentang pendapat dan sikap
Ini menyangkut perasaan dan sikap responden tentang sesuatu.
3. Pertanyaan tentang informasi
Pertanyaan ini menyangkut apa yang diketahui oleh responden dan sejauh mana hal tersebut diketahuinya.
4. Pertanyaan tentang persepsi diri
Responden menilai perilakunya sendiri dalam hubungannya dengan yang orang lain.
Beberapa Cara Pemakaian Kuesioner :
1.Kuesioner digunakan dalam wawancara tata muka dengan responden
2.Kuesioner diisi sendiri oleh kelompok
3.Wawancara melalui telepon
4.Kuesioner diposkan
Titik tolah teknis pembuatan kuesioner adalah variabel dalam survey. Variabel harus jelas dan relevan. Tiap pertanyaan dimaksudkan untuk dipakai dalam analisis. Perlu ditanyakan dalam hati :
Apakah pertanyaan tersebut diperlukan ?
Apakah pertanyaan tersebut relevan ?
Bagaimana jawaban atas pertanyaan tsb dalam tabulasi ?
Bila sudah ada kuesioner yang terdahulu dan relevan, bisa digunakan lagi tetapi dengan syarat harus didiskusikan dulu dengan peneliti sebelumnya apa kekurangannya, dan menyarankan untuk menambah atau bahkan menghilangkan pertanyaan.
Isi Pertanyaan
1.Pertanyaan tentang fakta
Contoh : umur, pendidikan, agama, status perkawinan.
2. Pertanyaan tentang pendapat dan sikap
Ini menyangkut perasaan dan sikap responden tentang sesuatu.
3. Pertanyaan tentang informasi
Pertanyaan ini menyangkut apa yang diketahui oleh responden dan sejauh mana hal tersebut diketahuinya.
4. Pertanyaan tentang persepsi diri
Responden menilai perilakunya sendiri dalam hubungannya dengan yang orang lain.
Beberapa Cara Pemakaian Kuesioner :
1.Kuesioner digunakan dalam wawancara tata muka dengan responden
2.Kuesioner diisi sendiri oleh kelompok
3.Wawancara melalui telepon
4.Kuesioner diposkan
Jenis Pertanyaan
1. Pertanyaan terbuka
Kemungkinan jawaban tidak ditentukan lebih dahulu. Setiap pertanyaan dapat dijawab secara bebas oleh responden. Jawaban bebas maksudnya adalah uraian berupa pendapat, hasil pemikiran, tanggapan dan lain-lain mengenai segala sesuatu yang ditanyakan pada setiap item. Uraian jawaban tersebut diserahkan sepenuhnya pada responden, sehingga mungkin saja panjang dan mungkin saja pendek.
Jawaban tersebut tidak mustahil menyimpang atau tidak seluruhnya berkenan dengan maksud pertanyaan, sehingga sangat tergantung dengan kemampuan responden menangkap maksud atau menafsirkannya.
Contoh :
Menurut pendapat ibu apakah masalah paling penting yang melatarbelakangi terjadinya Diare pada anak Balita ?
2. Pertanyaan tertutup
Kemungkinan jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu. Responden dalam memberikan jawaban diminta untuk memilih jawaban yang paling tepat diantara alternatif-alternatif yang sudah disediakan.
Alternatif-alternatif jawaban itu biasanya ditempatkan dibagian bawah setiap pertanyaan. Kecenderungan untuk membuat lembaran jawaban tersendiri atau terpisah, dianjurkan untuk dihindari karena dapat membingungkan.
Dilihat dari struktur jawaban yang disediakan dapat dibedakan dalam beberapa bentuk :
a.Bentuk dua alternatif ( Force Choice Item )
Jawaban hanya terdiri dari dua alternatif yang harus dipilih salah satu diantaranya.
Contoh :
Apakah ada pelayanan kesehatan di daerah setempat ?
1. Ya 2. Tidak
b.Bentuk pilihan ganda ( Multiple Choice Item )
Setiap pertanyaan diikuti dengan lebih dari dua alternatif jawaban yang harus dipilih responden. Alternatif jawaban mungkin tiga, empat atau lima dan seterusnya. Perumusannya dapat dibedakan sebagai berikut :
Kuesioner yang jawabannya dihubungkan dengan skala nilai.¨
Contoh :
Apakah pendapat ibu tentang imunisasi ?
1. Setuju 2. Ragu-ragu 3. Tidak setuju
1. Pertanyaan terbuka
Kemungkinan jawaban tidak ditentukan lebih dahulu. Setiap pertanyaan dapat dijawab secara bebas oleh responden. Jawaban bebas maksudnya adalah uraian berupa pendapat, hasil pemikiran, tanggapan dan lain-lain mengenai segala sesuatu yang ditanyakan pada setiap item. Uraian jawaban tersebut diserahkan sepenuhnya pada responden, sehingga mungkin saja panjang dan mungkin saja pendek.
Jawaban tersebut tidak mustahil menyimpang atau tidak seluruhnya berkenan dengan maksud pertanyaan, sehingga sangat tergantung dengan kemampuan responden menangkap maksud atau menafsirkannya.
Contoh :
Menurut pendapat ibu apakah masalah paling penting yang melatarbelakangi terjadinya Diare pada anak Balita ?
2. Pertanyaan tertutup
Kemungkinan jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu. Responden dalam memberikan jawaban diminta untuk memilih jawaban yang paling tepat diantara alternatif-alternatif yang sudah disediakan.
Alternatif-alternatif jawaban itu biasanya ditempatkan dibagian bawah setiap pertanyaan. Kecenderungan untuk membuat lembaran jawaban tersendiri atau terpisah, dianjurkan untuk dihindari karena dapat membingungkan.
Dilihat dari struktur jawaban yang disediakan dapat dibedakan dalam beberapa bentuk :
a.Bentuk dua alternatif ( Force Choice Item )
Jawaban hanya terdiri dari dua alternatif yang harus dipilih salah satu diantaranya.
Contoh :
Apakah ada pelayanan kesehatan di daerah setempat ?
1. Ya 2. Tidak
b.Bentuk pilihan ganda ( Multiple Choice Item )
Setiap pertanyaan diikuti dengan lebih dari dua alternatif jawaban yang harus dipilih responden. Alternatif jawaban mungkin tiga, empat atau lima dan seterusnya. Perumusannya dapat dibedakan sebagai berikut :
Kuesioner yang jawabannya dihubungkan dengan skala nilai.¨
Contoh :
Apakah pendapat ibu tentang imunisasi ?
1. Setuju 2. Ragu-ragu 3. Tidak setuju
Kuesioner yang
jawabannya berupa uraian singkat¨
Pada setiap pertanyaan disediakan alternatif jawaban lebih dari dua dalam bentuk uraian-uraian singkat.
Contoh :
Apa alasan ibu menimbangkan anak di Posyandu ?
1.Untuk mengetahui pertumbuhan dan berat badan anak
2.Karena anjuran Kader
3.Karena anjuran tokoh masyarakat
4.Untuk berkumpul dengan teman-teman
Pada setiap pertanyaan disediakan alternatif jawaban lebih dari dua dalam bentuk uraian-uraian singkat.
Contoh :
Apa alasan ibu menimbangkan anak di Posyandu ?
1.Untuk mengetahui pertumbuhan dan berat badan anak
2.Karena anjuran Kader
3.Karena anjuran tokoh masyarakat
4.Untuk berkumpul dengan teman-teman
3.Kombinasi tertutup dan terbuka
Jawaban sudah ditentukan, tetapi kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
Contoh :
Apakah ibu pernah mendengar tentang imunisasi ?
1. Pernah 2. Tidak pernah
Jika pernah, sebutkan imunisasi apa saja yang ibu ketahui ?
4. Pertanyaan semi terbuka
Pada pertanyaan semi terbuka, jawabannya sudah disusun tapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban
Contoh :
Dimanakah biasanya saudara mandi ?
1.Di kamar mandi
2.Di sungai
3.Di sumur
4.Lainnya ………….. ( sebutkan )
Jawaban sudah ditentukan, tetapi kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
Contoh :
Apakah ibu pernah mendengar tentang imunisasi ?
1. Pernah 2. Tidak pernah
Jika pernah, sebutkan imunisasi apa saja yang ibu ketahui ?
4. Pertanyaan semi terbuka
Pada pertanyaan semi terbuka, jawabannya sudah disusun tapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban
Contoh :
Dimanakah biasanya saudara mandi ?
1.Di kamar mandi
2.Di sungai
3.Di sumur
4.Lainnya ………….. ( sebutkan )
Petunjuk membuat pertanyaan :
1. Gunakan kata-kata yang sederhana dan dimengerti oleh semua responden
Contoh :
Bagaimana status perkawinan saudara ?
Lebih baik : Apakah saudara sudah menikah ?
2. Usahakan supaya pertanyaan jelas dan khusus
Contoh :
Berapa orang berdiam disini ?
Apakah yang dimaksud disini itu : rumah, desa atau yang lain
Lebih baik : Berapa orang penghuni rumah ini ?
3. Hindarkan pertanyaan yang membuat lebih dari satu pertanyaan
Contoh :
Apakah membersihkan kamar mandi dalam sebulan ?
Lebih baik : Apakah mempunyai kamar mandi ?
Kalau jawaban “ Ya “ , kemudian ditanyakan : Berapa kali dalam sebulan membersihka kamar mandi ?
4. Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti
Contoh :
Air minum keluarga, apakah diambil dari sumur atau yang lain?
Lebih baik : Darimana air minum keluarga diambil ?
5. Pertanyaan harus berlaku bagi semua responden
Contoh :
Apakah pekerjaan saudara sekarang ?
Ternyata responden menganggur. Seharusnya ditanyakan terlebih dahulu :
Apakah saudara bekerja ? Bila jawabannya “ Ya “ baru ditanyakan :
Pekerjaan saudara ?
1. Gunakan kata-kata yang sederhana dan dimengerti oleh semua responden
Contoh :
Bagaimana status perkawinan saudara ?
Lebih baik : Apakah saudara sudah menikah ?
2. Usahakan supaya pertanyaan jelas dan khusus
Contoh :
Berapa orang berdiam disini ?
Apakah yang dimaksud disini itu : rumah, desa atau yang lain
Lebih baik : Berapa orang penghuni rumah ini ?
3. Hindarkan pertanyaan yang membuat lebih dari satu pertanyaan
Contoh :
Apakah membersihkan kamar mandi dalam sebulan ?
Lebih baik : Apakah mempunyai kamar mandi ?
Kalau jawaban “ Ya “ , kemudian ditanyakan : Berapa kali dalam sebulan membersihka kamar mandi ?
4. Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti
Contoh :
Air minum keluarga, apakah diambil dari sumur atau yang lain?
Lebih baik : Darimana air minum keluarga diambil ?
5. Pertanyaan harus berlaku bagi semua responden
Contoh :
Apakah pekerjaan saudara sekarang ?
Ternyata responden menganggur. Seharusnya ditanyakan terlebih dahulu :
Apakah saudara bekerja ? Bila jawabannya “ Ya “ baru ditanyakan :
Pekerjaan saudara ?
Pretest
Pretest diadakan untuk menyempurnakan kuesioner. Melalui pretest akan diketahui berbagai hal :
1. Apakah pertanyaan tertentu perlu dihilangkan
Pertanyaan tertentu mungkin tidak relevan untuk masyarakat yang diteliti.
Contoh :
Pada masyarakat kota mungkin tidak relevan bila ditanyakan ;
Berapa hektar sawah yang saudara miliki ?
2. Apakah pertanyaan tertentu perlu ditambah
Adakalanya terlupa memasukkan pertanyaan yang perlu dimasukkan.
Contoh :
Pada saat dilakukan pretest ternyata diketahui identitas responden lupa memasukkan nama, maka pertanyaan tersebut perlu ditambahkan.
3. Apakah tiap pertanyaan dapat dimengerti dengan baik oleh responden dan apakah pewawancara dapat menyampaikan pertanyaan tersebut dengan mudah.
Contoh :
Selama minum pil, apakah kadang-kadang Ibu merasakan darah mengalir lebih cepat dari biasanya ?
Disini timbul persoalan apakah responden dapat membedakan cepat atau lambatnya aliran darah dalam tubuh.
Pretest diadakan untuk menyempurnakan kuesioner. Melalui pretest akan diketahui berbagai hal :
1. Apakah pertanyaan tertentu perlu dihilangkan
Pertanyaan tertentu mungkin tidak relevan untuk masyarakat yang diteliti.
Contoh :
Pada masyarakat kota mungkin tidak relevan bila ditanyakan ;
Berapa hektar sawah yang saudara miliki ?
2. Apakah pertanyaan tertentu perlu ditambah
Adakalanya terlupa memasukkan pertanyaan yang perlu dimasukkan.
Contoh :
Pada saat dilakukan pretest ternyata diketahui identitas responden lupa memasukkan nama, maka pertanyaan tersebut perlu ditambahkan.
3. Apakah tiap pertanyaan dapat dimengerti dengan baik oleh responden dan apakah pewawancara dapat menyampaikan pertanyaan tersebut dengan mudah.
Contoh :
Selama minum pil, apakah kadang-kadang Ibu merasakan darah mengalir lebih cepat dari biasanya ?
Disini timbul persoalan apakah responden dapat membedakan cepat atau lambatnya aliran darah dalam tubuh.
4. Apakah urutan pertanyaan perlu diubah
Contoh :
Urutan pertanyaan :
1. Sosial Ekonomi 2. Riwayat Kehamilan
3. Keluarga Berencana 4. Sosial Ekonomi
Pada bagian pertama sudah ditanyakan masalah sosial ekonomi, tapi setelah pertanyaan tentang keluarga berencana selesai, kembali ditanyakan tentang sosial ekonomi walaupun dengan pertanyaan yang tidak persis sama. Hal ini perlu dihindarkan, olehkarena itu pertanyaan bagian 4 perlu dipindahkan seluruhnya ke bagian 1.
5. Apakah pertanyaan yang sensitive dapat diperlunak dengan mengubah bahasa
Contoh : Mengapa setelah melahirkan ibu tidak berhubungan seks sekian lama ?
Dapat diubah menjadi : Mengapa ibu melakukan puasa berhubungan sekian lama setelah melahirkan ?
Contoh :
Urutan pertanyaan :
1. Sosial Ekonomi 2. Riwayat Kehamilan
3. Keluarga Berencana 4. Sosial Ekonomi
Pada bagian pertama sudah ditanyakan masalah sosial ekonomi, tapi setelah pertanyaan tentang keluarga berencana selesai, kembali ditanyakan tentang sosial ekonomi walaupun dengan pertanyaan yang tidak persis sama. Hal ini perlu dihindarkan, olehkarena itu pertanyaan bagian 4 perlu dipindahkan seluruhnya ke bagian 1.
5. Apakah pertanyaan yang sensitive dapat diperlunak dengan mengubah bahasa
Contoh : Mengapa setelah melahirkan ibu tidak berhubungan seks sekian lama ?
Dapat diubah menjadi : Mengapa ibu melakukan puasa berhubungan sekian lama setelah melahirkan ?
6. Berapa lama wawancara memakan waktu
Contoh :
Dari hasil pretest diketahui bahwa kuesioner memerlukan waktu 3-3,5 jam untuk mewawancarai responden sehingga responden menjadi lelah dan bosan. Oleh karena itu pertanyaan dapat dikurangi atau dibagi atas dua tahap.
Pedoman Pengisian Kuesioner
Pedoman pengisian kuesioner merupakan pegangan bagi pewawancara. Dalam pedoman pengisian kuesioner, tiap pertanyaan yang diajukan diberi keterangan yang jelas dan terperinci.
Contoh :
Dari hasil pretest diketahui bahwa kuesioner memerlukan waktu 3-3,5 jam untuk mewawancarai responden sehingga responden menjadi lelah dan bosan. Oleh karena itu pertanyaan dapat dikurangi atau dibagi atas dua tahap.
Pedoman Pengisian Kuesioner
Pedoman pengisian kuesioner merupakan pegangan bagi pewawancara. Dalam pedoman pengisian kuesioner, tiap pertanyaan yang diajukan diberi keterangan yang jelas dan terperinci.
Sumber:
exstrovert.wordpress.com/2011/06/12/teknik-pembuatan-kuesioner/
expresisastra.blogspot.com
teorionline.wordpress.com
penelitiannstatistik.blogspot.com
Universitas Gunadarma SOFTSKILL