Jumat, 17 Oktober 2014

Etika Bisnis (dalam Perusahaan)

Etika Bisnis Dan Budaya Perusahaan

Sosialisasi dan Upaya Penegakan Etika Bisnis
Pemahaman dan upaya mengingatkan kembali kepada karyawan tentang Tata Nilai dan Etika Bisnis dilakukan melalui pengiriman materi sosialisasi dan sekaligus assessment yang dilaksanakan setiap tahun.
Materi tersebut berkaitan dengan pemahaman: GCG, etika bisnis, pakta integritas, fraud, manajemen risiko, pengendalian internal (“SOA”), whistleblowing, pelarangan gratifikasi, tata kelola TI, menjaga keamanan informasi dan hal-hal lainnya yang terintegrasi terkait dengan praktik tata kelola Perusahaan. Upaya dimaksud dilakukan melalui program Survei Etika Bisnis dengan populasi seluruh
karyawan. Survei dilakukan secara online, melalui media portal/intranet Perusahaan yang diakhiri dengan pernyataan kesediaan karyawan untuk menjalankan etika bisnis di Perusahaan.
Pemahaman dan penerapan etika bisnis berikut hasil survei setiap tahun diaudit secara internal maupun eksternal melalui proses audit SOA 404 terkait dengan penerapan control environment sesuai kerangka kerja pengendalian internal COSO pada audit pengendalian internal tingkat entitas.
Budaya Perusahaan
Sistem dan budaya terus dikembangkan sesuai dengan tuntutan dan perubahan bisnis untuk mewujudkan cita-cita agar kami terus maju, dicintai pelanggannya, kompetitif di industrinya dan dapat menjadi role model Perusahaan. Sejak tahun 2009 dilakukan transformasi budaya baru Perusahaan yang disebut dengan “The Telkom Way”. Pengembangan budaya selanjutnya, dilakukan pada tahun 2013 dengan ditetapkannya Arsitektur Kepemimpinan Dan Budaya Perusahaan (AKBP) Telkom Group.
Evaluasi Implementasi Etika Bisnis dan Budaya Perusahaan
Setiap tahun kami melakukan survei internal untuk mengetahui efektivitas penerapan budaya Perusahaan dan etika bisnis, kami menyebutnya dengan istilah Etika Bisnis Family Survey. Beberapa pertanyaan ditujukan kepada karyawan dilakukan secara online agar dapat menjangkau semua karyawan secara cepat, meliputi: GCG, Etika Bisnis, Tata Nilai The Telkom Way, anti fraud, pengendalian internal, pakta integritas, whistleblowing system, dan lain-lain. Hasil survei pada tahun 2011, 2012, dan 2013 adalah 74,87 poin , 79,07 poin dan 75,80 poin dari skala 100 poin
referensi : www.telkom.co.id

Beberapa Contoh Kasus "BISNIS YANG TIDAK BERETIKA"

BEBERAPA CONTOH KASUS “BISNIS YANG TIDAK BERETIKA”
Kasus 1
Raksasa perangkat jaringan mobile Eric***n melayangkan gugatan terhadap pembuat ponsel Sam**ng Electronics. Gugatan ini diajukan karena Sam**ng dituduh telah melanggar hak paten. “Kami sudah melayangkan gugatan hukum kepada Sam**ng terkait pelanggaran hak paten di Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan Belanda,” kata Ase Lindskog, juru bicara Eric***n. Menurut Lindskog, pihaknya telah melakukan negosiasi besar dengan Samsung terkait pembaharuan lisensi. “Kesepakatan mereka dengan kami telah berakhir sejak 31 Desember tahun lalu,” ujarnya lagi. Masalahnya, Sam**ng masih memakai paten ponsel yang tidak berlisensi lagi. Ketika dikonfirmasi, juru bicara Sam**ng di Seoul masih enggan mengomentari masalah ini. Entah iri atau ingin menjatuhkan rival, yang jelas kasus pelanggaran paten dan perlawanan legal lainnya sudah sering bahkan biasa terjadi di sektor teknologi. Bisa jadi karena perusahaan telah menghabiskan banyak dana untuk penelitian dan pengembangan (R&D). 

b.Banyak sebenarnya kalau dilihat dari segi produk bisnis yang tidak beretika, mulai dari bahan formalin pada pembuatan makanan bahkan pengawetan hewan laut, pembuatan terasi yang menggunakan bahan yang sudah berbelatung, ayam tiren [mati kemaren], penggunaan pewarna tekstil untuk makanan dan masih banyak lagi.

Analisis : Dalam dunia bisnis sering kali perusahaan melakukan banyak cara agar memenangkan persaingan termasuk dengan cara pelanggaran hak paten. Banyak alasan mengapa sebuah perusahaan melakukan pelanggaran hak paten. Penyebabnya bisa jadi karena perusahan telah menghabiskan banyak dana untuk penelitian dan pengembangan, takut kalah dari persaing, dan lain-lain. Pelanggaran yang dilakukan pihak Samsung sangatlah tidak baik, mengingat telah berakhirnya kesepakatan antara Samsung dan Ericsson. Hal ini sangat merugikan Ericsson karena Ericsson telah melakukan penelitian dan pengembangan yang memakan banyak biaya serta waktu yang tidak sedikit. Dampaknya bagi Ericsson adalah para investor akan mencabut penanaman modalnya yang mengakibatkan Ericsson akan mengalami kerugian besar. Sebaiknya jangan hanya karena keuntungan semata kita merugikan orang lain, agar mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, kita melakukan hal yang dapat merugikan orang lain. Berbisnislah dengan cara yang benar dan sesuai etika bisnis. Semoga bisnis-bisnis di Indonesia tidak hanya memikirkan laba saja tapi juga keselamatan dan kenyamanan konsumennya. 


Kasus 2
Sekarang ini di Indonesia banyak sekali ditemui pedagang-pedagang yang curang dalam hal bisnis misalnya dalam hal penjualan makanan terutama buah . untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak biasanya pedagang-pedagang tersebut melakukan kecurangan seperti dari setelan timbangan yang disetel tidak semestinya . biasanya ditemui apabila pembeli membeli buah dalam bentuk kiloan. Seharusnya buah yang dibeli oleh pembeli misalnya hanya 2kg tetapi saat ditimbang ternyata 3kg. Kasus ini sudah cukup banyak ditemui. Pedagang melakukan kecurangan dalam penimbangan agar mereka bisa mendapatkan hasil berlebih .
Ada juga kasus misalnya pembeli tersebut telah memilih buah yang ingin dibeli sebelum di timbang tetapi saat pembeli lengah buah tersebut di tukar dengan yang agak jelek. jelas hal seperti ini sangat merugikan pembeli.
Menurut saya, sebagai pembeli seharusnya kita lebih waspada dalam hal tersebut, dan harus lebih teliti untuk membeli buah tersebut agar mengurangi banyaknya praktik kecurangan oleh pedagang-pedagang tersebut.


Kasus3
Penggunaan boraks sebagai bahan makanan sebenarnya telah dilarang oleh Pemerintah sejak Juli 1979, hal tersebut dimantapkan kembali dengan SK Menteri Kesehatan RI No 733/Menkes/Per/IX/1988.Boraks tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan, tetapi ironisnya penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta merta berakibat buruk terhadap kesehatan, tetapi apabila boraks masuk ke dalam tubuh manusia, maka akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh manusia secara kumulatif. Dan akibat/efeknya akan dirasakan di kemudian hari. Dampak karena seringnya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal.Tetapi masih seringkali pedagang yang masih melakukan kecurangan dengan menambahkan boraks pada makanan agar mereka bisa mendapatkan keuntungan lebih juga karena makanan yang ditambah boraks biasanya lebih awet dan lebih menarik.Dan menurut saya, agar lebih terjamin makanan sebaiknya kita memasak atau mebolah makanan sendiri jangan terlalu banyak beli makanan diluaran. karena selain lebih terjamin kebersihannya dan juga lebih sehat.                                                                        

 Referensi :
http://sukangemilpunya.wordpress.com/2011/09/24/bisnis-tidak-beretika/